BAB
I
PENDAHULUAN
1.
Latar Belakang
Pertumbuhan
pendudukadalah
keseimbangan dinamis antara kekuatan yang menambah dan kekuatan-kekuatan yang
mengurangi jumlah penduduk.Ada beberapa faktor yang mempengaruhi pertumbuhan
penduduk, yakni kelahiran, kematian, dan migrasi.Kelahiran dan kematian disebut
faktor
alami, sedangkan migrasi disebut faktor nonalami.Kelahiran
bersifat menambah, sedangkan kematian bersifat mengurangi jumlah
penduduk.Migrasi yang bersifat menambah disebut migrasi masuk (imigrasi), sedangkan migrasi yang
bersifat mengurangi disebut migrasi keluar (emigrasi).
Pertumbuhan
penduduk di setiap negara akan berdampak pula terhadap pertumbuhan penduduk
dunia secara keseluruhan. Menurut Perserikatan Bangsa – Bangsa (PBB) yang
menangani masalah kependudukan melaporkan bahwa pada tahun 2003 jumlah penduduk
dunia 6,3 milyar.
Menurut
Thomas Robert Malthus dalam Essay on the
Principle of Population (1798), dikatakan bahwa “penduduk bertambah menurut
deret ukur dan bahan makanan bertambah menurut deret hitung ”. Dengan demikian
pertumbuhan penduduk lebih cepat dari pada produksi makanan yang dibutuhkan.
Jika hal ini terus menerus dibiarkan maka akan terjadi ledakan penduduk.
Ledakan penduduk sebagai akibat pertumbuhan penduduk yang cepat seperti itu memberikan
dampak yang buruk bagi kehidupan sosial-ekonomi masyarakat dan hal inipun
membuat pemerintah berusaha untuk mengatasinya ledakan penduduk tersebut.
Kepadatan penduduk di suatu wilayah
tertentu, yang tidak diimbangi dengantersedianya bahan makanan akan menimbulkan
permasalahan serius terhadapkesejahteraan dan kesehatan penduduknya. Demikian
pula, jika kepadatan terjadi diwilayah pertanian, dengan lahan pertanian dan
pekerjaan yang relatif tetap, tentu akantimbul permasalahan terjadi di wilayah
tersebut. Dampak negatif akibat terjadinya pertambahan penduduk yang sangat
pesat yaitu
jumlah pengangguran semakin meningkat, kekurangan pangan yang menyebabkan kelaparan
dan gizi rendah, kebutuhan pendidik, kesehatan dan perumahan sukar diperoleh,
terjadinya polusi dan kerusakan lingkungan serta tingkat kemiskinan semakin
meningkat.
Pada
kesempatan kali ini penulis akan membahas mengenai dampak peledakan penduduk
terhadap kesehatan dan pendidikan.
2.
Tujuan
Untuk menambah pengetahuan dan
wawasan mahasiswi mengenai peledakan
penduduk serta dampaknya terhadap kesehatan dan pendidikan.
BAB
II
PEMBAHASAN
A. Dampak
Peledakan Penduduk Terhadap Kesehatan
Tingkat
kesehatan suatu negara umumnya dilihat dari besar kecilnya angka kematian,
karena kematian erat kaitannya dengan kualitas kesehatan.Kualitas kesehatan
yang rendah umumnya disebabkan:
1. Kurangnya sarana dan pelayanan
kesehatan.
2. Kurangnya air bersih untuk kebutuhan
sehari-hari.
3. Kurangnya pengetahuan tentang
kesehatan.
4. Gizi yang rendah.
5. Penyakit menular.
6. Lingkungan yang tidak sehat
(lingkungan kumuh).
Dampak
rendahnya tingkat kesehatan terhadap pembangunan adalah terhambatnya
pembangunan fisik karena perhatian tercurah pada perbaikan kesehatan yang lebih
utama karena menyangkut jiwa manusia. Selain itu, jika tingkat kesehatan
manusia sebagai objek dan subjek pembangunan rendah, maka dalam melakukan apa
pun khususnya pada saat bekerja, hasilnya pun akan tidak optimal.
Kepadatan penduduk mempengaruhi
lingkungan hidup karena semakin banyak penduduk yang memanfaatkan SDA (Sumber
Daya Alam).Selain itu bahan pangan yang dibutuhkan semakin banyak.Namun
kesediaan panganan sedikit.Ini dikarenakan banyak lahan yang digunakan sebagai
kebutuhan perumahan.Karena kesediaan pangan sedikit, menyebabkan tingkat
kesehatan di Indonesia rendah.Pelayanan kesehatan juga kurang memadai.Selain
itu biaya kesehatan yang mahal disebabkan lapangan kerja yang semakin sedikit
sehingga menyebabkan tingkat ekonomi Indonesia yang rendah.
Seorang
ahli ekonomi Inggris mengemukakan bahwa pertumbuhan penduduk seperti deret
ukur, ( 1, 2, 4, 8, 16 , 32, dst ), sedang pertumbuhan proses pangan
berdasarkan deret hitung ( 1, 2, 3, 4, 5, 6, dst ). Menurut analisis, maksud
dari deret ukur dan deret hitung yang dikemukakan oleh ahli ekonomi Inggris tersebut
deret ukur, pertumbuhan penduduk yang kian lama kian meningkat. Peningkatannya
pun sangat drastis ( 2x lipat ). Sedangkan menurut deret hitung, pertumbuhan
proses pangan hanya mengalami peningkatan.
Dampak sosial yang terjadi akibat
masalah ledakan penduduk adalah kemiskinan, karena banyaknya penduduk, lapangan
pekerjaan terbatas, akibatnya banyaklah yang menganggur.Kemiskinan berkaitan
erat dengan kemampuan mengakses pelayanan kesehatan serta pemenuhan kebutuhan
gizi dan kalori.Dengan demikian penyakit masyarakat umumnya berkaitan dengan
penyakit menular seperti diare, penyakit lever, dan TBC.Selain itu masyarakat
menderita penyakit kekurangan gizi termasuk busung lapar terutama pada
bayi.Kematian bayi adalah konsekuensi dari penyakit yang ditimbulkan karena
kemiskinan.
Kepadatan
penduduk berdampak pada sempitnya lahan, di samping itu jugaberpengaruhterhadap
tersedianya air bersih dan udara bersih. Keterbatasan lahandengan penduduk yang
padat berakibat kurang menguntungkan bagi kesehatan penduduk, dan terjadinya
pencemaran air dan udara sekitar. Pembuangan sampah yang tidak pada tempatnya,
akan bertambah dan menumpuk. Keadaan tersebut berakibat menjadi sarang
lalat-lalat penyebar penyakit tipus, kolera, dan desentri.
Limbah
deterjen yang langsung dibuang ke sungai akan menyebabkan terjadinyapencemaran
air. Di perkotaan pembuangan oli bekas secara sembarangan akanmencemari air
sumur sehingga tidak layak dikonsumsi lagi. Perumahan kumuh dengan lingkungan
tercemar potensial untuk menyebabkan gangguan kesehatan, di samping mengganggu
pemandangan.
B.
Dampak Peledakan Penduduk Terhadap Pendidikan
Keadaan
penduduk di negara-negara yang sedang berkembang tingkat pendidikannya relatif
lebih rendah dibandingkan penduduk di negara-negara maju, demikian juga dengan
tingkat pendidikan penduduk Indonesia.Rendahnya tingkat pendidikan penduduk
Indonesia disebabkan oleh:
1.
Tingkat kesadaran masyarakat untuk bersekolah rendah.
2.
Besarnya anak usia sekolah yang tidak seimbang dengan
penyediaan sarana pendidikan.
3.
Pendapatan perkapita penduduk di Indonesia rendah.
Dampak
yang ditimbulkan dari rendahnya tingkat pendidikan terhadap pembangunan adalah:
1. Rendahnya penguasaan teknologi maju,
sehingga harus mendatangkan tenaga ahli dari negara maju. Keadaan ini sungguh
ironis, di mana keadaan jumlah penduduk Indonesia besar, tetapi tidak mampu
mencukupi kebutuhan tenaga ahli yang sangat diperlukan dalam pembangunan.
2. Rendahnya tingkat pendidikan
mengakibatkan sulitnya masyarakat menerima hal-hal yang baru. Hal ini nampak
dengan ketidakmampuan masyarakat merawat hasil pembangunan secara benar,
sehingga banyak fasilitas umum yang rusak karena ketidakmampuan masyarakat
memperlakukan secara tepat. Kenyataan seperti ini apabila terus dibiarkan akan
menghambat jalannya pembangunan. Oleh karena itu, pemerintah mengambil beberapa
kebijakan yang dapat meningkatkan mutu pendidikan masyarakat.
C.
Upaya Penanganan Ledakan Penduduk
Menurut Kuswanto
dan Bintarto beberapa usaha untuk mengatasi permasalahan akibat
ledakan penduduk antara lain sebagai berikut.
1. Perencanaan, pengaturan, dan
pembatasan kelahiran (dengan KB) untuk menekan jumlah penduduk.
2. Menyelenggarakan pendidikan
kependudukan dan lingkungan hidup yang baik melalui sekolah, kursus-kursus, dan
perkumpulan lainnya untuk menampung tenaga kerja.
3. Meratakan persebaran penduduk dengan
mengadakan transmigrasi dan melaksanakan pembangunan desa untuk membendung arus
urbanisasi dan terkonsentrasinya penduduk di suatu daerah.
4. Memperluas kesempatan kerja,
meningkatkan fasilitas pendidikan, kesehatan, transportasi, komunikasi, dan
perumahan.
5. Memperluasan industrialisasi, baik
ringan maupun berat.
6. Perencanaan penggunaan tanah untuk
pertanian, pembangunan, dan permukiman dengan tetap memperhatikan
kelestariannya supaya tidak merugikan kehidupan manusia di sekitarnya.
7. Intensifikasi dan ekstensifikasi
pertanian agar produksi pangan dan produksi hasil pertanian lainnya meningkat.
8. Pengembangan ilmu pengetahuan dan
teknologi yang bersahabat dengan lingkungan untuk meningkatkan mutu kehidupan
manusia.
Ahli lain mengemukakan
pendapatnya dalam upaya-upaya pemecahan peledakan pendidikan diantaranya ;
1. Upaya-upaya
Pemecahan Permasalahan Kuantitas Penduduk
a. Pengendalian
jumlah danpertumbuhan penduduk : Dilakukan dengan cara menekan angka kelahiran
melalui pembatasan jumlah kelahiran, menunda usia perkawinan muda, dan
meningkatkan pendidikan.
b. Pemerataan
Persebaran Penduduk : Dilakukan dengan cara transmigrasi dan pembangunan
industri di wilayah yang jarang penduduknya. Untuk mencegah migrasi penduduk
dari desa kekota, pemerintah mengupayakan berbagai program berupa pemerataan
pembangunan hingga ke pelosok, perbaikan sarana dan prasarana pedesaan, dan
pemberdayaan ekonomi di pedesaan.
c.
2.
Upaya
Pemecahan Permasalahan Kualitas Penduduk
a.
Meningkatkan mutu pendidikan masyarakat. Usaha-usaha
tersebut di antaranya:
·
Pencanangan wajib belajar 9 tahun.
·
Mengadakan proyek belajar jarak jauh seperti SMP Terbuka dan
Universitas Terbuka.
·
Meningkatkan sarana dan prasarana pendidikan (gedung
sekolah, perpustakaan, laboratorium, dan lain-lain).
·
Meningkatkan mutu guru melalui penataran-penataran.
·
Menyempurnakan kurikulum sesuai perkembangan zaman.
·
Mencanangkan gerakan orang tua asuh.
·
Memberikan beasiswa bagi siswa yang berprestasi.
b.
Meningkatkan mutu kesehatan masyarakat, sehingga dapat
mendukung lancarnya pelaksanaan pembangunan. Upaya-upaya tersebut di antarnya:
·
Mengadakan perbaikan gizi masyarakat.
·
Pencegahan dan pemberantasan penyakit menular.
·
Penyediaan air bersih dan sanitasi lingkungan.
·
Membangun sarana-sarana kesehatan, seperti puskesmas, rumah
sakit, dan lain-lain.
·
Mengadakan program pengadaan dan pengawasan obat dan
makanan.
·
Mengadakan penyuluhan tentang kesehatan gizi dan kebersihan
lingkungan.
c.
Meningkatkan pendapatan masyarakat (kesejahteraan
masyarakat), sehingga dapat mendukung lancarnya pelaksanaan pembangunan
pemerintah melakukan upaya dalam bentuk:
·
Menekan laju pertumbuhan penduduk.
·
Merangsang kemauan berwiraswasta.
·
Menggiatkan usaha kerajinan rumah tangga/industrialisasi.
·
Memperluas kesempatan kerja.
·
Meningkatkan GNP dengan cara meningkatkan barang dan jasa.
BAB
III
KESIMPULAN
Jumlah penduduk di suatu wilayah dari
waktu ke waktu selalu mengalami perubahan, dankeadaan inilah dikenal sebagai
dinamika penduduk.Jumlah penduduk di suatu wilayah ditentukan oleh faktor
kelahiran, kematian, penduduk baru, dan penduduk yang pindah.
Faktor-faktor
tersebut akan menentukan dinamika penduduk di suatu wilayah.
Kepadatan penduduk di suatu wilayah
tertentu, yang tidak diimbangi dengan tersedianya bahan makanan akan menimbulkan
permasalahan serius terhadap kesejahteraan dan kesehatan penduduknya. Demikian pula,
jika kepadatan terjadi di wilayah pertanian, dengan lahan pertanian dan
pekerjaan yang relatif tetap, tentu akantimbul permasalahan terjadi di wilayah
tersebut.
Bagaimana cara mengatasi dampak negatif
akibat pertambahan penduduk yang pesatdengan lahan terbatas dan penghasilan
rendah? Hal inilah yang menjadi tugas pemerintah untuk berusaha mensejahterakan
penduduknya.Beberapa usaha pemerintah untuk mengatasi dampak negatif tersebut
diantaranya adalah:
1. Usaha
penurunan dan penyebaran pendudukmerata.
a. Pencanangan dan pelaksanaan program Keluarga
Berencana (KB).
b. Pelaksanaan
program Norma Keluarga Kecil Bahagía dan Sejahtera(NKKBS).
c. Pelaksanaan
program transmigrasi.
2. Usaha
mengatasi permasalahan akibat terjadi kepadatan penduduk, agar terjadi tercipta
lapangan kerja baru, dan harga barang terjangkau.
a. Penciptaan
lapangan kerja baru.
b. Penganekaragaman
pangan dan sandang serta cinta produksi dalam negeri.
c. Penggalakan
program pariwisata.
.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar